Senin, 10 Januari 2011

Saat Kau Pergi


Langit begitu kelam matahari enggan menampakkan sinarnya,derai angin menyapu dedauan cuaca kali ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya,semua orang memakai pakaian serba hitam tanda sedang berkabung,berdiri mengelilingi salah satu makam dan membawa bunga tabur.

Beberapa saat kemudian setelah selesai berdoa dan menaburkan bunga para pelayat membubarkan diri,kecuali dua orang yang masih bertahan disitu yaitu seorang gadis ditemani seorang lelaki masih terduduk didekat makam itu sambil terisak sepertinya gadis itu masih terpukul dengan kepergian orang tersebut,tangan kanannya memegangi batu nisan.

“Oik ayo balik,bentar lagi mau hujan nih”ajak Gabriel.

“Aku nggak mau pulang…kak”tolaknya dengan suara yang agak lirih.

“Besokkan kamu bisa datang lagi kesini”bujuk Gabriel agar Oik mau pulang.

“Pokoknya Oik nggak mau pulang,kakak pulang saja duluan”suruh Oik.

“Sampai kapan kamu mau disini terus”tanya Gabriel,dia berusaha membujuk Oik lagi agar mau pulang.

“Oik mau disini kasihan Kak Cakka dia pasti kesepian”ucap Oik sambil menahan air matanya agar tak jatuh.

“Cakka nggak bakal kesepian disini akan ada dua malaikat yang bakal jagain dia”Gabriel berusaha menghibur Oik,entah kenapa dia merasa bersalah.

‘Harusnya gue yang ada disitu Cakka,bukan lo’batin Gabriel,dia berusaha menahan tangisnya agar tak pecah.

“Oik nggak mau pulang,Oik akan tetap disini,bakal nemenin kak Cakka,biar nggak kesepian”tegas Oik.

“Cakka pasti sedih kalau lihat kamu kaya gini”ucap Gabriel

Terlarut aku dalam kesendirian……

Saat aku menyadari…….

Tiada lagi dirimu kini……

Sampai kapankah aku mampu bertahan…..

Tertatih aku jalani semua kisah hidupku ini…..

~ Flashback~

Sore hari disebuah rumah sakit tampak beberapa pemuda duduk dibangku depan ruang ICU dengan perasaan gelisah,salah satu diantara mereka hanya mondar-mandir membuat yang lainnya merasa terganggu.

“Cakka bisa nggak lo duduk tenang”tegur Rio.

“Gue nggak bisa tenang dalam situasi kaya gini Io”ucap Cakka,sambil terus mondar-mandir.

“Tapi lo bisa membuat yang lainnya jadi nggak tenang”Rio berusaha menasehati Cakka.

“Gue sangat mengkhawatirkan keadaan Gabriel kaya gimana”ucap Cakka dengan nada gelisah.

“Bukan hanya lo aja yang mengkhawatirkan dia tapi kita semua…Cakka,jadi gue harap lo tenang ok”ucap Rio akhirnya.

“Yang dikatakan kak Rio ada benernya kak?”Agni berdiri lalu menarik tangan kakaknya itu agar duduk.

Kemudian Cakka melirik kearah Oik,dia melihat gadis itu menangis,Cakka bisa memahami itu karena Oik sangat mencintai Gabriel sosok cowok yang menjadi penghalang dalam hidupnya untuk menyayangi Oik sepenuhnya,Cakka mengalah untuk mencintai Oik demi sahabatnya.

Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang ICU,Cakka,Rio,Alvin,Debo,Agni,Ray dan Oik tentunya langsung menghampiri Dokter tersebut.

“Gimana keadaan Gabriel…dok”tanya Cakka langsung pertanyaan itu tertuju pada dokter yang menangani Gabriel.

.“Kita boleh lihat keadaan kak Gabriel kan…dok”pinta Oik.

“Boleh…..tapi hanya 1 orang saja”ucap dokter tersebut,lalu Oik masuk keruang ICU karena semua tau yang dibutuhkan dia adalah Oik,Ray pun terpaksa mengalah padahal dia ingin melihat kondisi kakaknya.

“Hmm…terus gimana kondisi Gabriel…dok”tanya Cakka sekali lagi.

“Bisa ikut keruangan saya sekarang”pinta Dokter tersebut.

“Ada yang ingin saya bicarakan….penting”lanjutnya.

“Baik lah,dokter”Cakka lalu mengikuti dokter tersebut menuju ruangnya.

“Kak gue ikut”pinta Agni,Cakka hanya mengangguk.

“Gue juga…..”ucap Rio,lalu Alvin mengikutinya dari belakang.

Saat diruang dokter.

“Gimana kondisinya gabriel,terus sebenernya dia sakit apa?dok…”tanya Cakka lagi.

“Silahkan anda duduk dulu”dokter Irfan mempersilahkan Cakka dan yang lainnya duduk.

“Gagal ginjal akut…..dan kondisinya sudah parah,sama sekali sudah tidak ada harapan,”ucap dokter Irfan pasrah.

“A... Apa dok?”ucap Cakka tak percaya begitu pula yang lainnya.

“Dan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah Transpalantasi ginjal,harus ada seseorang yang mau mendonorkan salah satu ginjalnya untuk Gabriel”jelas dokter Irfan.

“Apa dengan itu Gabriel bisa sembuh dokter”seru Rio.

“Iya hanya itu jalan satu-satunya karena kondisi ginjalnya sudah rusak parah bahkan hampir tidak berfungsi,jadi operasi transplantasi itu harus dilakukan segera”tegas dokter Irfan.

Agni,Cakka,Rio,Alvin keluar dari ruang dokter Irfan dan terduduk lemas di bangku,disitu sudah ada Debo dan juga Ray.

“Apa kata dokter Cakk???”tanya Debo udah nggak sabar.

“Dokter bilang Gabriel harus melakukan operasi transpalantasi”jelas Cakka dengan nada berat.

“Hah!!!transplantasi????”ucap Debo dan Ray secara bersamaan plus terkejut.

“Emangnya kakak gue sakit apa???”tanya Ray bingung.

“Gagal Ginjal”kali ini Rio yang menjawab.

“Apa kak…gagal ginjal”ucap Ray tak percaya dengan apa yang diucapkan Rio barusan.

“Emang selama ini lo nggak tau Ray”tanya Agni,Ray hanya menggeleng.

“Gue cuman tau kakak gue sering ngeluh sakit dibagian belakang perutnya kalau selesai kegiatan basket disekolahnya bahkan sering pingsan,tapi dia nggak pernah cerita”jelas Ray.

Sementara diruang ICU,Oik duduk disebelah ranjang Gabriel,air matanya sudah tak terbendung lagi,sudah 5 hari ini cowok itu koma dan sampai sekarang belum membuka matanya.

“Kapan kamu sadar sih kak”ucapnya suaranya mulai bergetar air matanya bertambah deras,tangan Oik terus menggengam erat tangan Gabriel.

“Kita semua,berharap kakak segera bangun”Oik berbicara didekat telingan Gabriel ia berharap cowok itu bisa mendengar suaranya,tak lelah ia berdoa untuk cowok yang dicintainya itu.

Diluar ruangan.

“Cakk lo mau kemana”tanya Alvin saat melihat Cakka berdiri.

“Gue mau lihat keadaan Gabriel dulu”Cakka lalu beranjak dari tempat duduknya dan segera menuju ruang ICU.

Cekrekkk……Cakka membuka pintu ruang ICU,pandangannya tertuju pada seseorang yang terbaring lemah diranjang dengan bantuan alat-alat medis,Cakka merasa miris melihat keadaan sahabatnya tersebut,dan dia merasa sedih melihat sosok gadis yang duduk disebelah ranjang dengan mata sembab karena habis nangis.

“Gimana….Iyel udah sadar”tanya Cakka lalu mendekati ranjang Gabriel.

“Belum kak…”jawab Oik dengan suara bergetar,air matanya masih mengalir lagi.

“Jangan nangis lagi”pinta Cakka lalu duduk disebelah Oik.

Cakka lalu menghapus air mata Oik.

“Gabriel pasti sedih kalau lihat kamu nangis”ucap Cakka.

“Kak….”Oik mulai berkata walau nada bicaranya rada nggak jelas.

“Iya…”jawab Cakka singkat.

“Kenapa sampai sekarang kak Gabriel kok belum sadar sih…kak”tanya Oik pada Cakka yang membuatnya bingung.

“Eh…Hmm pasti dia bakal sadar,karena dia nggak akan biarin kamu terus-terusan menangis”kata Cakka asal dia tak ingin gadis yang disayanginya itu terus-terusan sedih,sebenernya dia juga tidak tau kapan sahabatnya itu sadar.

“Tapi kapan kak…”tanya Oik lagi dengan nada manja.

“Se…secepatnya”jawab Cakka ngasal,Cakka kemudian keluar ruangan.

“Kak lo mau kemana”tanya Agni yang melihat Cakka berjalan menjauh dari ruang ICU.

“Ketoilet…..”jawab Cakka sambil terus berjalan.

Setelah lumayan agak jauh Agni mengikutinya dari belakang,ternyata Cakka nggak ketoilet tapi menuju ruang dokter,Agni mengintip dari balik pintu.

“Berapa lama lagi dokter,teman saya bisa bertahan”tanya Cakka antusias.

“Tidak lama lagi…keadaannya sudah parah,dia membutuhkan donor itu secepatnya”jelas dokter Irfan.

“Kalau gitu saya,bersedia mendonorkan ginjal saya untuk Gabriel dok….”, tawar Cakka.

Kemudian Agni muncul dari balik pintu dan menghampiri Cakka

“Lo jangan ngaco Kak”seru Agni yang membuat Cakka kaget.

“Agni ngapain lo disitu”tanya Cakka.

“Gue ngga setuju kak,lo tau kan apa resikonya….nyawa”ucap Agni tegas sambil memberi penekanan di kalimatnya.

“Gue tahu itu Ag…tapi lo nggak bisa cegah gue”kata Cakka berusaha tenang.

“Tapi kak…”.

“Lo yakin kan,gue nggak bakal kenapa-napa”ucap Cakka sambil meyakinkan Agni,tak bisa berbuat apa-apa lagi.

“Apa anda yakin,dan sudah memikirkan kemungkinan resiko yang bakal terjadi”tanya dokter Irfan meyakinkan.

“Iya dok”.

“Agni lo jangan bilang yang lainnya ya,termasuk Oik”pinta Cakka.

“Tapi kenapa mereka nggak boleh tau”ucap Agni bingung.

“Lo bisa kan buat nggak ngasih tau semua”perintah Cakka,Agni hanya mengangguk,dia sudah pasrah,Agni tidak mengerti jalan pikiran kakaknya,menantang maut menurutnya,kakaknya rela berkorban untuk sahabatnya demi gadis yang dipujanya setengah mati.

“Kalau gitu anda bisa ikut saya untuk melakukan tes dulu”kata dokter itu.

Agni berjalan keluar dari ruang dokter,dia melangkah menuju yang lainnya,sambil terus memikirkan apa yang dilakukan kakaknya itu,dia berjalan lunglai menuju ruang ICU.

“Lo habis dari mana Ag”tanya Alvin yang tampak tak bersemangat.

“Toilet….”singkat.

“Lo kenapa lemes gitu”.

“Gu…gue gpp kok”jawab Agni bohong,dia ingat pesan kakaknya tadi untuk tak menceritakan apa yang dilihatnya tadi.

Beberapa hari kemudian.

Oik menuju rumah sakit sendirian tak ditemani siapapun,dia berjalan menuju ruang ICU,tempat Gabriel dirawat,dia mendapati hal yang sama,cowok itu masih terbaring koma,tak ada tanda-tanda kondisi cowok itu membaik.

“Kak ini aku…Oik”ucapnya lalu duduk di samping ranjang Gabriel,tangan Oik meraih tangannya lalu menggengam erat.

“Kapan kamu sadar kak….”tanya Oik.

Tiba-tiba sesuatu terasa bergerak di genggaman Oik,ia tersentak dan buru-buru melepas genggamannya dari tangan Gabriel.

“Kak…..”panggil Oik sambil menggengam erat tangan Gabriel menguatkan sosok itu.

Gabriel membuka matanya dengan susah payah,bayangan yang semula samar di hadapannya, lama-lama semakin jelas. Di depannya kini ada sosok perempuan yang tersenyum,betapa senangnya akhirnya dia bisa kembali menatap wajah cewek itu.

“Oi…Oik”panggilnya terbata.

“Ia kak…aku disini”ucap Oik senang akhirnya cowok itu sadar juga.

“Aku panggil dokter dulu ya….”Oik melepaskan genggamnya dari tangan Gabriel,lalu keluar mencari dokter.

“Dokter…kak Gabriel sudah sadar….”ucap Oik memberitahu,lalu mengajak dokter itu.

“Oh…ya...”

“Syukurlah anda sudah sadar”ucap dokter Irfan setelah selesai memeriksa Gabriel.

“Berapa lama saya disini dokter”tanya Gabriel lirih.

“Udah seminggu kamu nggak sadar kak”kali ini Oik yang menjawab.

“Se..seminggu”.

“Ada berita baik untuk kamu…Gabriel”seru dokter Irfan.

“Berita baik apa dok”tanya Gabriel bingung.

“Kamu punya harapan untuk sembuh sekarang,donor untuk kamu sudah ada”ucapan dokter Irfan membuat Gabriel dan Oik tentunya…..senang.

“Alhamdulilah....kak”ucap Oik ikut senang.

Oik segera memberitahu yang lainnya,Alvin,Debo,Rio dan Ray ikut senang.

Beberapa hari kemudian keadaan Gabriel pasca operasi mulai membaik,kini dia sudah tidak lagi diruang ICU tapi diruang perawatan biasa.

“Gimana keadaan lo Yel”tanya Debo.

“Lo lihat sendiri kan,keadaan gue udah membaik”jawabnya,terlintas senyum dibibirnya.

“Cakka…mana kok dari kemaren nggak kelihatan”tanya Gabriel tiba-tiba,karena beberapa hari dia tak melihatnya.

“Gue sendiri juga nggak tau”Alvin mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tau.

“Iya…dia ngilang gitu aja,padahal dia yang paling khawatir dengan kondisi lo”kata Rio heran.

“Begitu juga Agni…kak,beberapa hari terakhir aku tidak melihatnya”ucap Oik.

Disekolah,pelajaran telah selesai bel tanda pulang telah berbunyi,Oik segera menuju kelas X-1 mencari Agni sahabatnya,kebetulan mereka beda kelas.

“Kamu lihat Agni nggak”tanya Oik pada salah satu siswa tersebut.

“Tuh dia masih dibangkunya”siswa itu menunjuk kearah Agni,Oik lalu menghampiri Agni.

“Agni…”sapa Oik lalu mendekati bangkunya.

“Oik,ngapain lo disini”tanya Agni.

“Nggak apa-apa kok,udah beberapa hari ini kamu nggak kelihatan kemana aja”tanya Oik polos.

“Gu..gue nggak kemana-mana”jawab Agni sekenannya.

“Oh ya…kak Cakka kemana Ag ,udah beberapa hari ini aku nggak bertemu dia”tanya Oik lagi.

Seketika wajah Agni berubah,dia menatap Oik tajam.

“Lo beneran pengen ketemu dengan kakak gue”ucap Agni dengan nada agak tinggi,Oik sedikit ketakutan.

“I…iya”ucap Oik terbata.

“Kamu kenapa…Ag…”tanya Oik bingung,Agni tak menjawab.

“Sekarang lo ikut gue”paksa Agni lalu menarik Oik untuk mengikutinya.

“Ke…kemana…”Oik berfikir Agni kesambet.

Agni mengajak Oik menuju rumah sakit.

“Kamu mau jenguk kak Gabriel ya”tebak Oik.

“OIK TOLONG LO BERHENTI BICARA SEKARANG”bentak Agni,membuat Oik ketakutan.

“DAN PERLU LO INGAT GUE SEDANG TIDAK INGIN JENGUK GABRIEL…PAHAM ”lanjutnya dengan suara tinggi Oik terdiam,mata Agni mulai berkaca-kaca,mereka berdua menelusuri lorong-lorong rumah sakit,kemudian langkah mereka terhenti depan ruang ICU.

‘Agni ngapain ngajak aku keruang ICU,kalau bukan mau jenguk kak Gabriel lalu siapa…???’batin Oik sambil bertanya-tanya.

“Kenapa kita keruang ICU,emangnya siapa yang sakit”tanya Oik bingung.

“Lo ikut gue masuk sekarang”Agni menarik tangan Oik.

‘Agni ngapain ngajak aku masuk keruang ICU,emangnya mau ngapain sih’batin Oik

Sebelum Agni dan Oik masuk keruang ICU,mereka mengenakan pakaian steril dulu.

Perlahan-lahan Oik membuka pintu ruang ICU,didapatinya seseorang sedang terbaring koma ditempat tidur dengan balutan alat-alat medis ditubuhnya,Oik mendekat betapa terkejutnya dia.

“Agni i…ini kan”mulut Oik terasa kaku melihat pemandangan didepan matanya. “Iya ini kak Cakka”jelas Agni tangisnya pecah.

“Agni tolong jelasin ke aku,kenapa dengan kak Cakka”tanya Oik.

“Lo masih tanya kenapa…”nada bicara Agni agak tinggi.

“Kenapa kamu marah sih”Oik bingung melihat Agni sahabatnya itu berubah tiba-tiba.

“Asal lo tau Ik…kakak gue begini juga demi lo”jelas Agni.

“Demi aku….emangnya apa yang kak Cakka lakuin”tanya Oik semakin bingung dengan ucapan Agni.

“Lihat kan Gabriel bisa sembuh seperti sekarang ini karena kak Cakka yang donoron ginjalnya buat dia”lanjutnya.

“A…a…Apa,jadi kak Cakka,kenapa kamu nggak bilang ke kita”ucap Oik kaget sambil bertanya kepada Agni.

“Kak Cakka ngelarang gue tuk kasih tau yang lainnya termasuk lo”.

“Kakak gue lakuin ini semua demi lo,karena cinta banget sama lo Ik,bahkan dia tak peduli dengan dirinya sendiri,dia tau lo cinta banget sama Gabriel,makanya kak Cakka lakuin ini semua”jelas Agni air matanya tak terbendung lagi.

Perkataan Agni barusan sukses membuat Oik nangis.

“Jadi selama ini kak Cakka suka sama aku”ucap Oik tak percaya.

“Iya…tapi nyatanya apa yang ada di hati lo cuman Gabriel…Gabriel…dan Gabriel,tanpa lo pernah mikir gimana perasaan kak Cakka…Ik”kata Agni.

Oik merasa bersalah banget ia tak mampu berkata-kata lagi,dia hanya menangis.

“Maaf…nggak seharusnya gue marah-marah sama lo”ucap Agni lirih,ia merasa bersalah pada Oik.

“Gpp…”jawabnya singkat lalu keluar dari ruang ICU.

“Oik…Oik…Oik….”panggil Agni,Oik tak menyahut,dia pergi gitu aja.

Esok harinya.

Oik datang lagi kerumah sakit kali ini tujuannya untuk jenguk Gabriel melainkan Cakka.

Didapatinya lagi cowok itu masih belum sadar,masih sama kaya kemaren,malah jauh memprihatinkan ketimbang Gabriel dulu.

“Kapan kamu sadar sih kak?”tanya Oik,Ia lalu menggenggam jemari Cakka,lalu tertidur.

Baru beberapa saat Oik memejamkan matanya ada yang bergerak di genggamannya,ia tersentak dan mengangkat wajah, dan menatap Cakka. mata cowok itu mengerjap beberapa kali,dan perlahan-lahan terbuka,alangkah senangnya dia bisa melihat lagi wajah gadis itu.

“Kak kamu udah sadar”ucap Oik senang sambil mengusap lembut tangan Cakka, menguatkan sosok itu.

“Oi…Oik”rintihnya.

“Iya ini aku kak,Oik panggil dokter dulu ya”kata Oik.

“Ngg…ngga usah…”tolaknya.

Sementara diluar ruangan.

“Agni kenapa lo nggak ngasih tau gue,kalau Cakka yang donorin ginjalnya buat gue”ucap Gabriel ada rasa sedikit kekecewaan di wajahnya.

“Maaf…”ucap Agni sambil tertunduk.

“Harusnya lo cerita sama kita”nada Alvin agak tinggi,dia agak sedikit kesal.

“Kak Cakka sendiri yang meminta gue untuk nggak menceritakan sama kalian”jelas Agni.

“Udah donk kalian jangan nyalahin Agni,ini bukan salah dia”bela Rio.

Ruang ICU

“Gi…gimana keadaan Gabriel sekarang…Ik”tanya Cakka.

“Sekarang keadaanya udah membaik,dia udah pulang 3 hari yang lalu”jelas Oik.

“Syukur deh….”ucap Cakka agak lega.

“Tapi kenapa sekarang malah kak Cakka yang jadi kaya gini”ucap Oik sedih air matanya berlinang membasahi pipinya.

“Hahaha kakak nggak apa-apa ini”ucap Cakka berusaha tenang,ia tak ingin membuat Oik cemas padahal kondisinya memburuk.

“Argh!!”rintih Cakka tiba-tiba sambil memengangi perutnya.

“Kak…kamu kenapa….”ucap Oik panik.

“Kalau gitu aku panggil dokter dulu”Oik hendak melangkah keluar tapi tangan Cakka mencegahnya.

“Ngg…nggak usah,yang lain…ke..kemana Ik”tanya Cakka karena dari tadi dia hanya melihat Oik disampingnya,Oik hanya mengangguk dan keluar ruangan.

“Kak Cakka nyari’in kalian semua”ucap Oik dengan nada lemas,mereka masuk ruang ICU.

Gabriel,Alvin,Rio,Debo dan Agni duduk disebelah Cakka.

“Gimana keadaan lo Cakk”tanya Gabriel.

“Lo….tau…sendiri..kan hhh keadaan gue sekarang…lo…lo sendiri gimana???”kata Cakka terbata.

“Keadaan gue udah membaik,thanks Cakk”ucap Gabriel senang.

“Hha lo nggak perlu berterima kasih sama gue….”.

“Yel…Gue…hhh…minta satu hal sama lo…hhh”pinta Cakka,diselingi nafas yang memberat.

“A….apa itu Cakk”tanya Gabriel bingung.

“Lo…hh…harus…jagain Oik,dia….hhh sangat mencintai lo…hhh”Gabriel menahan air matanya.

“Pas…pasti itu Cakka”ucap Gabriel yakin,Cakka tersenyum lalu pandangannya beralih pada Debo dan Alvin.

“Kalian…hhh…memang sahabat terbaik gue,kalian harus bisa hidup tanpa gue lagi”ucap Cakka serius.

“Lo ngomong apa’an sih Cakk”kata Alvin kesal,sementara Debo mengusap air matanya yang jatuh.

Cakka lalu melihat kearah Agni.

“Terus buat Agni….,kakak hhharap lo bisa jadi cewek yang baik,nggak berantem lagi….”pinta Cakka pada Agni,agar adiknya itu bisa berubah,Agni mengusap air matanya.

Pandangannya kemudian beralih kearah Rio,Cakka tersenyum pada Rio.

“Gue…hhh…minta sama lo Rio,tolongin jaga’in Agni,gue percaya sama lo”Rio hanya tersenyum matanya mulai berkaca-kaca.

Pandangannya kini tertuju pada sosok Gadis yang berdiri dibelakang Gabriel,sambil tertunduk menangis.

“O…Oi…Oik…”panggilnya,Oik masih diam beberapa saat.

Kemudian Oik menghampiri Cakka dan memeluknya.

“Kak jangan tinggalin Oik…hu…huuu”tangisnya pecah.

“Jangan nangis…hh….kakak nggak pengen lihat kamu nangis lagi”tangan Cakka menghapus air mata.

“Kakak mau minta hhh satu hal sama Oik…hhh…”kata Cakka nafasnya mulai memberat,Oik merasakan sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi sama Cakka.

“Ap…apa itu kak”tanya Oik.

“Kamu ha….hhhharus bahagia sama Gabriell….”pinta Cakka,tangan kanannya memengangi tangan Gabriel,dan tangan kirinya memegangi tangan Oik,lalu menyatukannya,Cakka tersenyum,Gabriel dan Oik saling berpandangan,Cakka lalu melepaskan tangannya.

“ Oik .. hh.. aku.. aku cinta sama kamu.. cinta sekali..tapi semua su..sudah terlambat…hhh”ujar Cakka Napasnya makin memberat dan tak beraturan.

“Kenapa kakak baru bilang sekarang….”sesal Oik.

“Kakak ngg…nggak mungkin suka…sss…sama kamu,sudah ada Gabriel disisi kamu…dia yang bakal ngejaga dan ngelindungi kamu,kakak harap kkamu bahagia sama dia”kata Cakka.

“Tapi kak…”tangan Oik mengengam tangan Cakka,lalu Cakka berusaha melepasnya.

Agni,Gabriel dan yang lainnya berusaha menahan Air matanya.

“Maaf…hhh…sayang….kakak…hhh…harus…pergi….hhhh”ucap Cakka sambil menghela nafas panjang,matanya tertutup perlahan-lahan,bersamaan dengan datarnya garis di monitor yang menunjukkan detak jantung Cakka sudah tak ada.

Kehilangan dirimu menyakitkan nurani…Separuh nyawa terbawa…Menyisakan perih dihatiku…

Hanya terus berharap…Ini bukan kenyataan…Kau pergi tinggalkan dunia fana

…………………………………………………………………………………………………………………

Baiknya kulepaskan segala kepedihan tuk merelakanmu…Mengapa semua ini terjadi…Betapa ku mencintai dirimu …Ku tak kuasa menahan kesedihan yang begitu dalam….

……………………………………………………………………………………………………………….

“Kak Cakka….bangun kak…kak…….”panggil Oik sambil menggoyang-goyangkan tubuh Cakka yang terdiam,semua panik,Alvin keluar mencari dokter.

Tak berapa lama dokter datang memeriksa keadaan Cakka,dokter itu menggeleng.

“Suster tolong lepaskan alat-alat ditubuh Cakka”perintah dokter Irfan.

Semua hanya bisa menangis.

Oik mendekati Cakka dan memeluknya,dia berusaha tegar melepas kepergian Cakka.

“Kakak jahat kenapa tinggalin Oik hiks…”ucap Oik,Gabriel berusaha menenangkan Oik dan membawanya menjauh dari ruang ICU,begitu juga Rio mengajak Agni keluar.

~Flashback End~

“Oik janji nggak bakal nangis lagi,sesuai pesan kakak”jelas Oik sambil senggukan karena habis nangis.

“Dan bahagia sama kak Gabriel”lanjutnya.

Gabriel menunduk sambil diam,tapi didalam hatinya dia mulai berkata didekat batu nisan Cakka.

‘Gue bakalan jagain Oik demi lo…Cakka,semoga lo tenang dialam sana’batinnya.

“Kak Gabriel…kakak janjikan sama Oik,nggak bakal ninggalin Oik”pintanya.

“Aku janji nggak bakal ninggalin kamu”ucap Gabriel yakin lalu memeluk Oik,dalam pelukkan Gabriel ia merasa dekat Cakka,kini Cakka akan hidup terus hidup diraga Gabriel.

Tiba-tiba Angin berhembus kencang,Oik hendak berdiri sesosok bayangan yang memakai pakaian serba putih muncul dihadapanya.

“Kak…kak Cakka…”ucap Oik tersentak,bayangan itu hanya tersenyum lalu menjauhi Oik.

“Oik kamu kenapa”tanya Gabriel bingung.

“Kak itu…kak Cakka…kak”tangan Oik menunjuk kearah barat.

“Mana…”Gabriel tak melihat apa-apa disana,dia mengira Oik terlalu berhayal.

“Itu disana kak”Gabriel tak melihat apapun,hanya Oik yang melihatnya

Lalu bayangan itu hilang seiring datangnya sinar matahari yang memancarkan sinarnya langit yang tadinya mendung kini cerah.

“Sudahlah Oik mungkin itu cuman perasaan kamu aja,lebih baik kita pulang saja”ajak Gabriel,Oik hanya mengangguk.

Beberapa minggu setelah kepergian Cakka semua sudah kembali normal.

“Lo mau ajak gue kemana Io?”tanya Agni.

“Ada deh dan lo pasti suka”Rio membawa Agni kesebuah taman yang ada dibelakang bukit.

“Ini taman favorit gue,gue selalu curhat ditaman ini tentang semua hal termasuk perasaan gue ke lo”kata Rio lalu duduk Agni mengikutinya.

“Hah curhat perasaan lo!sama siapa?”tanya Agni bingung.

“Hahaha dasar lo ini”Rio malah ketawa.

“Kok malah ketawa siy -_-“seru Agni.

“Gue mau ngomong isi hati ini ke lo”kata Rio ragu.

"Ngomong soal isi hati lo ke gue"Agni menunjuk dirinya sendiri.

"Gue suka sama lo Ag dari dulu,lo mau kan jadi pacar gue??"ucap Rio tanpa basa-basi lagi.

Agni bingung mau jawab apa,untuk beberapa saat dia diam.

"Halloo..."Rio melambaikan tanganya di depan muka Agni.

"Gue nggak tau harus bilang apa"jawab Agni.

"Lo ingat kan permintaan terakhir Cakka,gue harus jagain lo sampai kapanpun"tegas Rio.

Agni mengangguk.

"Jadi???mau kan"tanya Rio sekali lagi.

"Iya gue mau"jawab Agni akhirnya.

"Thanks Agni"tanpa malu-malu Rio langsung meluk Agni.

"Ehmm"Wajah Agni langsung memerah :").

Rio melepaskan pelukannya

"Kita kesana yukk,lihat sunset"Rio mengajak Agni di atas bukit sebelah barat,sambil gandeng tangannya.

~~~~~Ending~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar