Kamis, 12 Mei 2011

Seperti Hidup Kembali Cerpen

Kau temukan aku ketika ku rapuh…Terdampar membisu seperti hidupmu…Matahari seakan tak lagi menyinari hati sepi ini…



Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah gontai. Hingga langkah ku terhenti di ujung lorong tepatnya di depan ruang ICU. Bau alkohol menyeruak saat aku memasuki ruang itu tak lupa aku juga mengenakan baju khusus yang tersedia tujuannya agar ruangan tetap steril.

Ku dekati ranjang Cakka dan duduk di sampingnya, keadaannya tak jauh beda dengan yang kemarin. Udah tiga minggu ini ia terbaring koma, tak ada tanda-tanda kalau keadaannya akan membaik.

”Kapan kamu mau bangun? Jangan tidur terus karena kamu bukanlah putri tidur, lihat ada aku disini, aku capek jika terus-terusan melihatmu seperti ini “ujarku sambil membelai rambutnya meminta dia agar cepat membuka matanya. Rambutnya rontok dan menempel pada tanganku ini efek samping dari kemo itu sendiri. Jika orang lain lebih memilih mati daripada kemoterapi yang sakitnya luar biasa soalnya saat aku menemani dia kemo, dia sering teriak-teriak untung lah suara dia merdu.


“Aku mohon“ pintaku sekali lagi, tak ada jawaban. Tiba-tiba sesuatu yang hangat membasahi pipiku, ternyata aku menangis.
“Lihatlah aku menangis, kamu nggak mau kan lihat aku menangis untuk dirimu”aku mengusap air matiku dengan jemarinya, agar ia bisa merasakan kalau aku benar-benar menangis.


Aku tak tega jika melihat dia harus menderita seperti ini, ia masih terlalu muda. Aku takut jika dia bener-bener pergi meninggalkan ku selamanya. Aku tak sanggup jika itu bener-bener terjadi.
Dokter bilang kalau penyakit yang di derita Cakka sudah memasuki stadium 3, Leukemia.

Leukemia atau kanker darah. Penyakit ganas ini menyerang sel-sel darah putih, dimana sum-sum tulang memproduksi sel darah putih melebihi batas yang di butuhkan oleh tubuh, tujuan dari sel darah putih adalah mengubur sel darah merah yang sudah mati dengan cara memakannya. Jika sel darah putih jumlahnya melebihi batas maka dapat menggangu fungsi utama sel itu sendiri yaitu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sampai saat ini belum di ketahui secara pasti apa penyebabnya, tapi yang sering adalah faktor genetik (keturunan) dan juga akibat dari radiasi seperti radiasi nuklir.
Hanya itu saja yang aku ketahui tentang Leukemia, aku tidak terlalu paham betul dengan penyakit seperti itu lebih dalam lagi (sama kaya’ penulisnya).

Bau alkohol semakin menyengat bercampur dengan obat-obatan membuat kepala ku pusing dan rasa ngantuk mulai menyergapku, ku rasa bau itu seperti obat bius. Hingga tanpa sadar aku mulai tertidur di dekat ranjang Cakka. Kejadian tiga bulan yang lalu berputar kembali dalam mimpiku

Kau temukan aku ketika ku jatuh…Terhempas membisu terbalut pilu…Matahari seakan tak lagi menyinari hati sepi ini...


Alvin Jonathan Sindunata ,aku baru saja selesai menulis nama itu di atas kue dengan coklat…yupp hari ini dia ultah yang ke 17 sekaligus aku mau ngajak dia merayakan anniversary jadian kita yang pertama. Dia adalah orang yang special dihatiku. Saat pulang sekolah aku bermaksud nyamperin Alvin di kelasnya dengan membawa kotak berisi black forrest.

“Alvin pasti suka soalnya ini kan special gue sendiri yang bikin”gumanku sambil terus berjalan menyusuri koridor sekolah.

Sampai juga aku didepan kelasnya dia,kebetulan pintunya tertutup. Aku pun membuka pintu kelas Alvin dan……
Disana Alvin lagi berdua’an sama seorang cewek,aku mencoba positive thinking siapa tau itu temennya,tapi oh no……mereka pegang-pegangan tangan terus Alvin mencium pipi gadis itu dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.

BRAKKKKKKKK…………….kue yang ku pegang jatuh suaranya mengagetkan Alvin dan gadis yang belum ku ketahui.

“Alvinnnnnnnnnnnnnnnnnnnn……..”aku setengah berteriak.
“Oi…Oikk....”ucap Alvin gelagapan. Gadis itu menoleh padaku dan…oh God dia Shilla temen sekelasku sendiri.
“Shilla ngapain lo disini sama Alvin berdua’an pula,dasar cewek gatel”ucapku dengan nada marah sambil memaki Shilla.
“Dia itu cowok gue”lanjutku.
“Apa cowok lo? Hallo…ada juga lo tuh yang kegatelan sama Alvin,jelas-jelas dia itu cowok gue”Shilla balik memaki diriku.
“Asal lo tau ya Alvin tuh nggak pernah ada rasa sama lo”ucapan Shilla semakin membuat hatiku terasa perih tapi aku berusaha tenang.
“Jadi bener apa yang di omongin sama Shilla,ayo bilang Vin kalau itu semua nggak bener”aku mencoba meminta penjelasan Alvin.


Alvin malah diam seribu bahasa,aku mulai kesal dengan sikap Alvin.
“JAWABBBBBBB”ucapku dengan nada membentak.
“Iya…”jawab Alvin singkat. Hatiku serasa ditusuk oleh seribu pedang…ok ini lebay tapi itulah perasaanku saat ini :((.
“Kenapa lo lakuin ini,emangnya apa salah gue…HAH?”ucapku dengan nada kesal.
“Gue bisa jelasin ini ke lo”kata Alvin enteng.
“Nggak ada lagi yang perlu lo jelasin ke gue Vin, mulai sekarang kita putus, aku anggap nggak pernah kenal sama kamu”aku berlari keluar kelas.
“Oik…Oik…Oikkkkkkkk”teriakan Alvin bahkan tak ku hiraukan.

Luka tertinggal di hati terlalu dalam tuk pergi…Melumpuhkan seluruh hidupku…hidupku…

Setelah kejadian tadi siang aku menangis seharian di dalam kamar, hingga akhirnya papa mengajakku pergi menemui rekan bisnisnya itu, aku pun segera mengganti seragam sekolahku dengan pakaian biasa.

Sampailah aku dan papa di rumahnya Cakka. ya…Cakka adalah anak rekan bisnisnya papa, kami sering ketemu, kalau papaku sama papa dia lagi ketemuan untuk menjalankan bisnis. Cakka hanya tinggal berdua dengan papanya. Orang tuanya udah cerai sejak ia masih kecil, nggak tau kenapa dia lebih memilih tinggal sama papanya. Selain itu ia juga manja banget mungkin karena papanya selalu menuruti segala kemauanya. Kalau nggak di turuti dia selalu bilang ‘Kalau besok aku mati emang papa nggak nyesel’. Nyebelin banget tuh anak!.

“Kamu habis nangis ya? Kok mata kamu merah gitu”tanyanya sambil memperhatikan kedua mataku.
“Eh…nggak kok, tadi habis kelilipan debu”kata ku berbohong.
“Jangan bohong, mana mungkin kelilipan debu sampai bengkak gitu”ucapnya. Karena aku terus-terusan di paksa Cakka, dengan terpaksa aku mengangguk.
“Kamu nangis gara-gara nyesel kan nolak aku”ucapnya PD, rasanya aku ingin menendang dia sampai antartika. Akhirnya aku menceritakan kejadian tadi siang di sekolah ke Cakka, sakit banget hati ku kalau harus mengingatnya kembali.

“Udah jangan nangis terus jelek tau, cowok kayak gitu di tangisi. Lupakan dia, aku janji bakal bahagiain kamu”pintanya sambil mengusap air mataku. Aku menggeleng rasanya sulit untuk lupain Alvin dalam waktu singkat walau dia sudah menyakiti hatiku, butuh keajaiban supaya aku benar-benar melupakan dia selamanya.
“Kalau dia masih bikin kamu nangis lagi, aku bakal datangin dia”ucapnya berusaha menghibur ku, aku menggelang cepat.
“Nggak…nggak usah”tegasku.
“Iya…iya aku nggak bakal nangis karena dia”ucapku yakin. Tapi ragu dengan kata-kataku tadi ‘nggak bakal nangis karena dia’. Aku nggak mau melibatkan Cakka lebih dalam lagi.


Cakka mengambil gitarnya yang ada di kursi kemudian memulai intro sebuah lagu.
“Udah ya jangan sedih lagi ,mending dengerin aku nyanyi aja…hhe”kata-kata Cakka tadi bisa membuatku tersenyum kembali.


Izinkan aku menjadikanmu
Sinar di dalam hatiku
Karena hangat senyummu
Selalu menggetarkan jantungku

Izinkan aku mengagumimu
Tanpa harus kujelaskan
Karena cantik dirimu
Bagai surga di mataku

Reff:
Dan izinkanlah aku
Mendekapmu membelaimu menjagamu
Memelukmu menyetuhmu
Menyanding hatimu di hatiku

Izinkan aku mengagumimu

(Back to Reff 2x)

 
Itu lagu dia ciptakan sendiri judulnya ‘Izinkan aku’ just for me :).

Sejak kejadian itu kami sering jalan bareng, apalagi pas malam minggu sering banget ke Mall udah kaya orang pacaran saja, tapi sebenarnya nggak ada ikatan apa-apa antara aku dan dia cuman sahabatan aja. Cakka selalu tanya status hubungan kita tapi nggak pernah aku jawab.


***

Suara dering Hp membangunkan ku dari mimpi, aku mengerjap-erjapkan mataku pandangan yang semulai samar kini semakin jelas. Ternyata aku ketiduran dari tadi di ruang ICU, ku lihat Cakka masih tertidur wajahnya begitu tenang dan damai, mungkin dia lebih senang seperti itu setidaknya dia tak harus merasakan sakit, sakit karena dampak kemoterapi atau juga kalau penyakit dia sedang kambuh.


Ku buka Hp ku ada sms dari Ify isinya adalah besok sekolah libur karena gurunya ada rapat. Tiba-tiba perut ku lapar banget soalnya dari tadi belum makan, aku memutuskan untuk keluar sebentar mencari makan. Rasanya tidak ada yang perlu di khawatirkan jika Cakka, aku tinggal sebentar toh juga ada suster yang mengontrol kondisi dia. Kemarin papanya dia meminta aku tuk menemin Cakka.

“Hoammm”aku menguap sambil merentangkan tangan, ku kumpulkan dulu nyawaku yang masih melayang-layang. Kemudian beranjak dari kursi.

Aku menuju kantin yang ada di rumah sakit. Nggak enak rasanya kalau makan sendirian di antara puluhan orang yang tidak aku kenal, ah peduli amat perutku sudah lapar banget kalau telat makan ntar sakit maag ku kambuh lagi gara-gara telat makan.
Aku memesan nasi goreng dan es jeruk ke sukaan ku, setelah pesanan datang aku langsung menyantapnya tak tersisa layaknya orang yang nggak pernah makan seminggu hhee…

Setelah selesai makan, aku kembali lagi ke ruang perawataan Cakka, duduk di samping ranjangnya. Memandangi wajahnya walaupun terlihat pucat tapi itu tapi mengurangi pesonanya.

Bagaimana cara membuat orang yang sedang koma bisa sadar kembali, pikirku dalam hati ini seperti sebuah dongeng ‘The Sleeping Prince’ jaman dahulu. Harus ada yang mencium sang pangeran agar terbangun dari tidur panjangnya. Apa keajaiban dalam dongeng itu bisa terjadi dalam dunia nyata, oh tidak ini mustahil.

Apa? Jangan konyol Oik ini dunia nyata bukan negeri dongeng, lagian aku kan bukan siapa-siapa dia. Arghh…kenapa aku bisa berfikiran seperti itu sih?. Aku dengan ragu-ragu segera mencium pipinya siapa tau keajaiban itu beneran terjadi sekarang

Setelah itu rasanya aku ingin ke toilet sekarang juga. Apa yang barusan aku lakukan, aku menutup muka ku dengan kedua tangan ku. Padahal tak ada siapapun disitu kecuali Cakka tapi aku malu banget.

Saat aku kembali dari toilet, ku lihat jemari Cakka mulai bergerak, aku tersenyum senang mungkin dia akan segera sadar ku dekati dia. Aku membelai tangannya lembut berusaha menguatkan dia agar cepat membuka matanya. Perlahan-lahan Cakka membuka matanya dan memandangi sekelilingnya kemudian melihat ke arahku sambil tersenyum aku membalasnya. Dia mungkin senang karena yang di lihatnya pertama kali adalah aku, cewek yang di pujanya setengah mati…hhee aku terlalu pd.
“O…Oik…”panggilnya terbata.

Kau nyalakan cahaya hati yang t’lah mati…Kau terangi gelap di hati…Bangunkan jiwaku oh…dari mimpi buruk ku…


“ Iya ini aku…Cakka, syukurlah kamu sudah sadar “ ucapku senang sambil membelainya pipinya. Aku memencet bel yang ada di sebelah tempat tidur Cakka, gunanya untuk memanggil dokter.
“Aku dimana?”tanya Cakka.
“Kamu di rumah sakit”aku menjelaskan. Pintu terbuka kemudian dokter dan beberapa petugas medis datang.

“ Aku keluar sebentar ya agar kamu diperiksa dokter bentar“ izinku kemudian keluar dari ruangan agar dokter bisa memeriksa kondisi Cakka saat ini, dia menangguk. Aku mengabari Papanya bahwa Cakka udah sadar. Aku tak tahu mengapa aku  sebahagia ini  dan aku tak mau mencari alasan kenapa aku bahagia. Dokter dan para perawat keluar dari kamar Cakka. Kulihat wajah dokter Dessy ceria sepertinya ada kabar baik yang akan ia sampaikan. Semoga saja

“ Bagaimana kondisi Cakka, Dok? “ tanyaku.
“ Kondisi Cakka sudah mulai stabil, kalau begitu terus lima hari lagi dia boleh pulang“ ucap dokter Dessy yang memang sudah akrab denganku. Aku mengangguk Cakka kemudian di pindah ke ruang rawat biasa karena keadaanya tak begitu mengkhawatirkan untuk berada di ruang ICU.

Beri aku cinta, beri aku rasa agar aku bisa seperti dirimu…Beri aku sentuhmu, beri aku rindumu, agar aku bisa seperti hidup kembali…

“ Kenapa senyum-senyum sendiri? Seneng banget ya karena aku sudah sadar“ucapnya menggoda ku. Aku rasa pipi bersemu merah karena tersipu malu, aduhhhh…….
“ Apaan sih“ ucapku manyun kemudian sedikit memukul bahunya.
“ Ke taman yuk, bosen aku kalau cuman tidur-tiduran aja di kamar“ ucapnya manja.
“Tapi di luar udaranya dingin, apalagi langit berubah mendung bentar lagi mau ujan deh kayaknya. Lagian kamu kan baru saja sadar”ucapanku tak ia hiraukan, dia tetap saja mau keluar. Aku meminta ijin dokter Dessy, setelah di ijinkan kami menuju taman
 
Aku duduk dibangku taman yang sudah tersedia disana sedangkan Cakka duduk dikursi rodanya. Tiba-tiba rintik-rintik air jatuh dari langit membasahi bumi, rintik-rintik air itu makin deras.
“Lihat deh udah mulai hujan tuh”kata Cakka
“Ayo kembali…”ajakku, Cakka malah berdiri dari kursi rodanya dan berlari menembus lebatnya hujan.
“Ik mending hujan-hujanan bentar”Cakka menarik tangan ku untuk mengikutinya.
“Nanti dokter Dessy marah, lagian kondisi kamu kan masih lemah”teriakku di tengah derasnya hujan.
“Santai aja Ik, tenang dia nggak bakal marah kok”ucap Cakka santai.

Kemudian menit kemudian hujan sudah mulai reda, angin berhembus kencang dan dingin, terasa menembus kulitku dan menusuk ke dalam tulang. Aku menggigil kedinginan begitu pula Cakka
“Udah ku bilang kan, kamu sih ngeyel banget”omelku sambil mengenakan jaket ke tubuh Cakka dan mengajaknya kembali ke kamarnya.
“Kok kalian basah kuyup gitu”tanya dokter Dessy saat melihat kami basah.
“Tadi kami habis hujan-hujan dokter, asyik banget lho”jelas Cakka senang.
“Aduh kenapa kamu biarkan Cakka hujan-hujan sih kan dia baru sadar”jadilah aku di omeli dokter Dessy.
“Maaf dokter tadi saya sudah larang dia, tapi Cakka aja yang keras kepala”belaku.

Aku menganti bajuku yang basah dengan baju Cakka yang ada disana.

“Ik sini deh”panggil Cakka dan memintaku untuk duduk di sampingannya, aku pun mendekat ke arahnya dan duduk di sebelahnya.
“Apa?”jawabku jutek.
“ Jangan manyun napa jelek tau, senyum dong. Kan kalau senyum jadinya tambah cantik”ledeknya.
“Ya habis aku kesel sama kamu, udah di bilang ngeyel sih. Kan aku yang jadi kena marah dokter Dessy”jelasku.
“Ia…ia… aku minta maaf”lagi-lagi aku kalah dengan kata-kata dia yang seperti menyihirku. Aku menggigil kedingan kemudian memeluk diriku sendiri, padahal kan aku udah ganti baju.
“Kamu pasti kedinginan ya”Cakka langsung memelukku. Aku bisa merasakan hangatnya cinta dari Cakka menjalar ke seluruh tubuh. Ternyata benar cinta bisa membuat kita nyaman dan damai. Apa aku mulai suka dengan Cakka?.


“ Aku berharap, aku menjadi mataharimu Ik yang bisa menyinari dan menghangatkan hatimu “
“ Kok gitu? Kan enakkan jadi Pelangi daripada Matahari “ protesku manja, aku sangat senang melihat Pelangi setelah selesai hujan.
“ Kalau Pelangi kan cuma datang sesaat Ik. pelangi Cuma sebuah hiasan langit setelah hujan datang, beda dengan matahari. Matahari selalu bersinar dan selalu dibutuhkan oleh semua orang. Oik izinkanlah aku menjadi mataharimu, izinkan aku menggantikan bintang yang ada dihatimu Ik”jelas Cakka.
“ Kamu mau jadi matahariku? Tapi ada syaratnya bantu aku untuk membuat bintang itu pergi ketempat yang seharusnya ia berpijak“ ucapku lirih sambil tersenyum manis menatapnya.

“Aku bukan hanya akan bikin kamu melupakan bintang itu selamanya , namun juga membuat tak pernah bertemu dan mengenalnya”ucapnya yakin sambil mempererat pelukannya.

“ Janji“ucapku nggak yakin.
“Tapi kamu beneran kan cinta dan sayang aku dengan sepenuh hati, bukan kamu kasihan karena aku sakit”ucapnya lirih.
“Aku nggak peduli dengan semua itu. Kamu tau kenapa, karena manusia di ciptakan tak ada yang sempurna. Dan manusia di ciptakan berpasangan adalah untuk saling melengkapi kan”jelasku yakin.
“Terima kasih Oik. Kamu sudah beri aku rasa dan cinta itu, hingga membuatku seperti hidup kembali”Cakka melepaskan pelukannya dan mencium keningku, baru kali ini ada cowok yang berani mencium ku.


Just for you
Mungkin saat inilah aku mesti melupakan Alvin, dan kini aku harus belajar untuk mencintai Cakka. Pepatah bilang ‘kalau pengalaman adalah guru yang paling berharga’.
Terima kasih Alvin telah menyakiti hatiku, dan terima kasih juga buat Cakka yang sudah setia menunggu aku hampir 3 tahun.
Aku akan buktikan, kalau aku bisa hidup tanpa bintang.

_____Selesai_______

Tidak ada komentar:

Posting Komentar